Patung Soekarno
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Akhir September yang lalu patung Pak Harto, Sarwo Edhie, dan Ahmad Yani menghilang dari museum Kostrad dan memicu polemik nasional.
Sekarang, Megawati Soekarnoputri menginstruksikan jajarannya untuk membangun patung Soekarno di berbagai daerah, untuk menegaskan peran sejarah Bung Karno dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia.
Megawati, rupanya, sedang menjalankan proyek besar untuk menulis ulang sejarah Indonesia. Proyek pelurusan sejarah ini potensial menimbulkan kontroversi.
Menonjolkan peran Soekarno berisiko menghilangkan peran sejarah orang lain, dan hal itu selalu menimbulkan kontroversi dan konter-aksi.
Ada dua macam sejarah, yaitu ‘’sejarah sebagaimana yang terjadi’’ dan sejarah ‘’sebagaimana yang diceritakan’’.
Sejarah jenis pertama tidak mungkin terulang, dan yang bisa dilakukan adalah melakukan rekonstruksi dengan mengumpulkan berbagai bukti-bukti sejarah. Rekonstruksi itu bisa benar bisa juga salah, bergantung bukti-bukti sejarah yang bisa dikumpulkan.
Sejarah jenis kedua ‘’sebagaimana yang diceritakan’’ adalah sejarah yang ditulis dan diceritakan sesuai dengan keinginan pemenang. Sejarah selalu ditulis oleh para pemenang di zamannya.
Karena itu ada yang memelesetkan ‘’history’’ menjadi ‘’his story’’. Dalam kasus Indonesia sekarang adalah ‘’her story’’, sejarah versi Megawati.