Pawang Hujan Gelar Ritual Bisa Jarak jauh, tak Harus Datang ke Lokasi Acara
jpnn.com - Jasa pawang hujan tak lekang oleh waktu, meski secara ilmiah belum ada kajian bagaimana seseorang mampu memecah awan atau memindahkannya.
Laporan: Muhammad Rizki, Dina Angelina, Raden Roro Mira
Langit mulai gelap, begitu pula angin yang menandakan rintik air siap turun membasahi lokasi acara. Sekelompok pria ini terus memantau langsung dari venue yang tak asing di Kota Minyak, Balikpapan, Kaltim.
Sesekali menatap jam tangan. Resah karena jarum jam menunjukkan pukul 20.00 Wita. Jadwalnya penampilan band lokal. Sementara pertunjukan utama dari artis ibu kota masih satu jam mendatang.
Tim mulai waswas, terus berdoa dan memohon kepada Tuhan agar hujan tak turun hingga acara berakhir. Mereka seakan beradu cepat antara waktu penampilan dan hujan. Tepat setelah sang artis melantukan lagu terakhir dan pamit, hujan baru turun perlahan. Seiring dengan para penonton yang pulang dengan rasa senang.
Begitulah kurang lebih gambaran Agus dan kawan-kawan saat harus membantu “mengamankan” hujan untuk sebuah acara. Berangkat dari hobi yang berbau spiritual, mereka mempelajari beragam hal termasuk soal hujan. Mereka pun mengelak jika dikatakan sebagai pawang hujan.
BACA JUGA: Konser Putih Bersatu: Ada Pawang Hujan Bertugas Geser Mendung di Atas SUGBK
Apalagi ini bukan profesi bagi mereka. Hanya mengisi waktu dan menyalurkan ketertarikan terhadap budaya. Tepatnya menggali lebih dalam peradaban leluhur. “Bahasa pawang hujan ini seram, seakan-akan bisa mengendalikan hujan. Padahal bukan begitu,” ucapnya.