Pawang Ular Dipatuk King Kobra Meninggal, Pria Tua Datang
Suwardi menyebut, Dewa sempat berpesan jikalau suatu saat kobra atau ular peliharaannya menggigit, jangan membalasnya dengan menyiksa atau membunuh kobra.
“Anak saya berpesan, jika sewaktu-waktu tergigit oleh ularnya sendiri, tolong jangan dibunuh, tapi di lepasliarkan saja,” ungkapnya, kepada Kalteng Pos, di rumah Jalan Danau Rangas.
Risky alias dewa memiliki enam ekor ular. Ada dua jenis piton besar, tiga piton kecil dan satu ekor kobra. Memang dari dulu korban sangat ingin memelihara kobra. Dia gembira sekali kala itu, setelah mendapatkan kabar bahwa ada kobra di lokasi banjir di daerah Danau Rangas. Dewa langsung datang ke lokasi untuk menngkapnya langsung. Berhasil. Kobra itu dibawa pulang.
Korban juga sempat memiliki hasrat untuk memelihara buaya. Dewa sudah sempat ke tempat wisata Kumkum dan masuk ke kandang buaya. “Saya lihat di foto Facebook anak saya. Anak saya itu sudah masuk ke dalam kandang buaya dan berdekatan dengan buaya tersebut,” jelasnya.
Kabid Diklit Pengembangan SDM dan Humas RSUD dr Doris Sylvanus, dr Theodorus Sapta Atmadja membeberkan kondisi pasien atas nama Risky Ahmad pertama kali masuk Minggu pagi (8/7) sekitar pukul 07.00 WIB.
Kondisi awal, pasien dalam kondisi yang serius dan langsung dirawat di ruang ICU. Beberapa jam setelah itu pasien mengalami penurunan kesadaran.
Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB pasien menggunakan alat pernapasan (ventilator). Dengan napas yang sudah diambil alih oleh mesin, menunjukkan racun (tocsin) sudah masuk ke dalam susunan syaraf pusat. Tocsin tersebut menyebabkan dia tidak bisa bernapas spontan.
“Dari awal datang langsung kita berikan serum anti bisa ular (sabu). Sampai terakhir hari ini totalnya kita masukan delapan vial untuk menetralisir racun tersebut,” ujarnya ketika berbincang dengan Kalteng Pos di ruang kerjanya.