Pejabat Kemendikbud Merasa Malu Vokasi UGM Belum Diajak Memproduksi GeNose
jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengungkapkan banyak gubernur yang mengajukan pendirian Politeknik (Poltek) negeri.
Saking banyaknya, Wikan mengaku bingung, sumber dananya nanti dari mana. Sebab, dengan makin banyaknya Poltek negeri, otomatis bantuan pemerintah per kampus berkurang karena lebih banyak yang dibagikan.
"Perluasan Poltek negeri memang akan berdampak pada peningkatan angka partisipasi kasar (APK) mahasiswa. Kalau APK-nya naik, kita tidak perlu capek-capek mendirikan Poltek dari awal. Lah ini, banyak gubernur minta izin mendirikan Poltek negeri," kata Wikan dalam taklimat media rapat koordinasi program Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud secara daring, Kamis (4/2).
Lebih lanjut dikatakan, untuk meningkatkan APK perlu ada kolaborasi. Tidak ada kompetisi Poltek dan nonpoltek. Kompetisi vokasi dan nonvokasi itu tidak ada. Tidak ada kompetisi di dalam negeri. Yang ada adalah sinergi dalam negeri.
"Ayo kita berkompetisi dengan negara lain. Itulah baru Indonesia," cetusnya.
Dia lantas menyentil soal Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang belum diajak bikin GeNose, alat pendeteksi awal Covid-19. Padahal ada keinginan Wikan untuk kolaborasi.
"Agak malu saya sebenarnya karena Vokasi UGM belum diajak bikin GeNose. Namun, ya kita beli, itu produk bangsa kok. Kompetisi vokasi dan nonvokasi itu enggak ada," ucapnya.
"Saling beli produk nanti. Kalau sudah saling beli, foto masukin Instagram, makin viral nanti." (esy/jpnn)