Pejuang Yang Tak Diperjuangkan
Minggu, 11 November 2012 – 04:31 WIB
![Pejuang Yang Tak Diperjuangkan Pejuang Yang Tak Diperjuangkan - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/image_not_found.jpg)
Hari pertama agresi Belanda jilid II ini, penjajah menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian bergegas ke Jogjakarta. “Saat itu, (Jenderal) Sudirman yang sedang sakit, keluar menghadap (Presiden) Soekarno sebelum ditangkap Belanda untuk izin bergerilya. Pemerintahan waktu itu dipindahkan ke Sumatera oleh Sjafruddin. Di sana kami mempertahanakan Jogja mati-matian. Di dalam itu, berbarengan juga perundingan Meja Bundar. Apabila saat itu tak bisa pertahankan Jogja, maka kita bisa dijajah kembali. Jadi di sanalah saya anggap ketentuan Indonesia merdeka atau tidak,” kisah Pahransyah.
Ia turut jadi saksi dan pelaku perjuangan ketika Soedirman meninggalkan Jogjakarta untuk memimpin gerilya dari luar kota. Perjalanan bergerilya selama delapan bulan ditempuh hingga 1.000 kilometer di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kala itu, pemuda Tanah Air memang sedang tak kondusif lantaran gontok-gontokan antar kelompok pemuda. Hal inilah yang dimanfaatkan tentara Belanda untuk menyerang. “Maka diseranglah dengan ucapan paling sombong, ‘dua minggu, selesai itu semua,’ dikatakan oleh jenderal tentara Belanda,” katanya lagi.