Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pejuang Yang Tak Diperjuangkan

Minggu, 11 November 2012 – 04:31 WIB
Pejuang Yang Tak Diperjuangkan - JPNN.COM

Ya, seperti tercatat dalam buku sejarah, Operasi Gagak terjadi pada Desember 1948. Agresi ini diawali serangan terhadap Jogjakarta, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh negara lain. Keadaan ini, membuat dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Hari pertama agresi Belanda jilid II ini, penjajah menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian bergegas ke Jogjakarta.  “Saat itu, (Jenderal) Sudirman yang sedang sakit, keluar menghadap (Presiden) Soekarno sebelum ditangkap Belanda untuk izin bergerilya. Pemerintahan waktu itu dipindahkan ke Sumatera oleh Sjafruddin. Di sana kami mempertahanakan Jogja mati-matian. Di dalam itu, berbarengan juga perundingan Meja Bundar. Apabila saat itu tak bisa pertahankan Jogja, maka kita bisa dijajah kembali. Jadi di sanalah saya anggap ketentuan Indonesia merdeka atau tidak,” kisah Pahransyah.

Ia turut jadi saksi dan pelaku perjuangan ketika Soedirman meninggalkan Jogjakarta untuk memimpin gerilya dari luar kota. Perjalanan bergerilya selama delapan bulan ditempuh hingga 1.000 kilometer di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kala itu, pemuda Tanah Air memang sedang tak kondusif lantaran gontok-gontokan antar kelompok pemuda. Hal inilah yang dimanfaatkan tentara Belanda untuk menyerang. “Maka diseranglah dengan ucapan paling sombong, ‘dua minggu, selesai itu semua,’ dikatakan oleh jenderal tentara Belanda,” katanya lagi.

PADA zaman penjajahan, aktivitas di Samarinda hanya berpusat di sekitar Sungai Mahakam. Jauh dari sana, daratan Kota Tepian didominasi hutan belantara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close