Pejuang Yang Tak Diperjuangkan
Minggu, 11 November 2012 – 04:31 WIB
Kini, sejak kemerdekaan, hutan belantara tak lagi mendominasi Samarinda. Pusat kegiatan di Ibu Kota Kaltim ini pun makin meluas. Setiap orang dapat bersekolah setinggi-tingginya. Bertolak belakang dengan masa dulu, ketika Pahransyah dan sebayanya hanya bisa bersekolah sampai SD.
Yang makin membuatnya miris, kemerdekaan RI kerap disebut sebagai hadiah, lantaran Jepang yang ketika itu menduduki Indonesia diluluhlantakkan Amerika dan menyerah tanpa syarat pada sekutu. Anggapan itu jelas membuatnya geram. Apalagi ia turut berjuang mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi. “Ini jerih payah sendiri!” tegasnya.
Hal-hal baik, semangat perjuangan kemerdekaan, perlu tertanam sebagai jiwa nasional pada penerus bangsa. “Bukannya meniru hal-hal yang tidak baik. Saya juga mau menangis melihat keadaan sekarang ini,” ujarnya.