Pekerja Berpendidikan SD di Jateng Masih Tinggi, Marwan Jafar Tawarkan Solusi
jpnn.com, SEMARANG - Mantan Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Marwan Jafar menyoroti masih tingginya angka warga di Jawa Tengah yang hanya berpendidikan sekolah dasar (SD). Menurutnya, harus ada terobosan bagi provinsi yang beribu kota di Semarang itu untuk memperbaiki tingkat pendidikan warganya.
Berbicara pada seminar nasional bertema Upaya Pemerataan Ekonomi dan Mempersempit Kesenjangan Sosial di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Rabu (24/5), Marwan mengungkapkan, saat ini 60 persen tenaga kerja di Jateng hanya berpendidikan SD. “Ini wajib hukumnya untuk segera diselesaikan,” ujarnya.
Bakal calon gubernur Jawa Tengah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, rata-rata masyarakat di Jateng baru mengenyam pendidikan selama delapan tahun. Sedangkan pertumbuhan dan pemerataan jumlah warga terdidik masih sangat sedikit.
Dalam seminar yang dihariri Rektor UIN Walisongo Prof Dr Muhibbin dan Wakil Rektor III Prof Dr Suparman Syukur itu Marwan juga menyodorkan solusinya untuk mengatasi rendahnya tingkat pendidikan warga Jateng. Yakni memudahkan akses pendidikan sekaligus memperbanyak beasiswa.
Gagasannya adalah menyediakan beasiswa untuk pendidikan dasar minimal sembilan tahun. Prioritasnya adalah untuk warga kurang mampu.
“Bisa juga kita dorong lewat APBD agar alokasikan masyarakat untuk sekolah sampai ke perguruan tinggi. Setelah lulus mereka harus kembali lagi ke daerah, untuk memperkuat daerah,” katanya.
Sedangkan pengamat pendidikan UIN Walisongo M. Rikza Chamami mengatakan, Jateng memang membutuhkan terobosan jitu untuk memperbaiki tingkat pendidikan warganya. Sebab, tak semestinya Jateng menjadi daerah yang tertinggal dari sisi pendidikan.
Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan peningkatan kompetensi guru dan fasilitas sekolah, serta pendadaran moral maupun mental siswa. Namun, katanya, perlu keberanian untuk melakukan hal itu.