Pelaku Teror di Paris: Ini Kesalahan Presiden Prancis
jpnn.com - PARIS - Delapan militan diidentifikasi sebagai pelaku serangkaian teror di Paris, Prancis, Jumat (13/11) malam waktu setempat.
Mereka menjadi aktor rangkaian ledakan bom dan rentetan tembakan senjata, yang membuat Teror Paris menjadi serangan terburuk dalam sejarah Eropa sejak Bom Kereta di Madrid 2004 lalu.
Empat dari delapan pelaku Teror Paris beraksi di gedung konser Bataclan, timur Paris, dengan AK-47. Dari kejadian di sana, seorang saksi yang beruntung masih selamat, mengutarakan kenangan buruknya.
"Mereka tidak berhenti menembak. Ada darah di mana-mana. Mayat di mana-mana. Semua orang mencoba melarikan diri," ujar Pierre Janaszak, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (14/11).
Janaszak adalah seorang presenter radio yang bertugas di dalam gedung, yang sedang menampilkan band Eagles of Death Metal.
Para pelaku teror itu, saat beraksi sempat mengumpat, mencaci dan memprovokasi sandera dan isi gedung. Presiden Prancis, Francois Hollande menjadi salah tujuan utama teriakan pelaku.
"Saya jelas mendengar mereka mengatakan "ini kesalahan Hollande, kesalahan presiden Anda, dia seharusnya tidak campur tangan di Syria," kenang Janaszak menirukan pelaku teror.
Prancis memang sudah mengambil bagian dalam sejumlah serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat di wilayah Irak dan belakangan mulai membom basis kelompok militan di Syria.