Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pelataran Klenteng Dipenuhi Pengemis

Jumat, 31 Januari 2014 – 05:58 WIB
Pelataran Klenteng Dipenuhi Pengemis - JPNN.COM
Warga Tionghoa melakukan doa bersama menjelang Imlek 2565 di Klenteng Kwang Kwong, Jalan Sulawesi, Makassar, Sulsel, Kamis (30/1). FOTO : M. Idham Ama/FAJAR/JPNN.com

jpnn.com - PENGEMIS menghampar di pelataran pintu masuk klenteng. Pemandangan lumrah ini kerap terjadi jelang hari raya Imlek setiap tahunnya. Sepuluh hari jelang hari besar etnis Tionghoa itu, satu klenteng terbesar di Jakarta Barat, Wihara Dharma Bhakti paten ditongkrongi ratusan pengemis dari segala penjuru.

Imlek 2556 M tahun ini, Mu'minah mengemis di halaman klenteng Jalan Kemenangan III no 13, Glodok, Taman Sari itu. Usianya sudah uzur, nenek bercucu enam itu hanya mengingatnya sekitar 75 tahun.

Setelah ditinggalkan tiga orang anaknya perempuan tua asal Mauk, Tangerang-Banten, hidupnya sebatang kara. Setiap malamnya pun tidur beratapkan langit di pelataran kios Pasar Petak Sembilan di sebelah klenteng. Itu alasan kenapa Mak Min mengemis.

Nembuyak (duduk-duduk ngemis), katanya sambil menengadahkan tangan. Duduk di samping pintu masuk klenteng. “Anak-anak udah pada dibawa lakinya, tukang bangunan, sodara juga udah pada meninggal, di sini cari makan,” tutur nenek yang akrab disapa Mak Min itu saat ditemui di pelataran halaman klenteng, Kamis (29/1).

Nembuyak di klenteng itu sudah dilakukan Mak Min sejak berusia 30 tahun. Seperti biasa, Mak Min berkebaya, berkain batik dan beralas sandal jepit. Tak lupa, rambutnya yang putih beruban disanggul seadanya, terlihat berantakan.

“Baju juga tinggal berapa potong aja. Dulu kemarinya naik angkutan sendirian aja,” ujar Mak Min yang kala itu mengenakan kebaya hijau bermotif kembang merah, dan berkain batik coklat muda.

Kulit Mak Min yang kehitaman kian keriput. Ia tak sanggup lagi berebut tempat dengan pengemis lainnya yang masih segar bugar. Mak Min menepis, jika pengemis di klenteng setiap imlek kebanjiran sedekah. Meskipun selalu saja tiap tahunnya masih banyak yang nembuyak seperti dia.

“Udah dua hari di sini, tapi belum banyak yang ngasih, karena yang minta-minta juga banyak. Kalau mau berebut ya dapat banyak, kalau saya ya cuma bisa nembuyak,” katanya.

PENGEMIS menghampar di pelataran pintu masuk klenteng. Pemandangan lumrah ini kerap terjadi jelang hari raya Imlek setiap tahunnya. Sepuluh hari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close