Pelihara Kesehatan Mata, Ini Penyebab Utama Kebutaan
Tiga Penyebab Kebutaan
Berdasarkan data survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang dilakukan PersatuanDokter SpesialMata Indonesia (Perdami) dan Badan Litbangkes, tahun 2014 – 2015 di tujuh provinsi menunjukkan penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak (70–80 persen) dan glaukoma.
Satu-satunya cara untuk mencegah kebutaan akibat katarak adalah dengan operasi. Sedangkan penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi (10–15%).
Sementara itu, World Health Organization (WHO) pada tahun 2006 memperkirakan sekitar 153 juta penduduk dunia mengalami kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Dari 153 juta orang tersebut, sekitar 13 juta di antaranya adalah anak-anak usia 5 – 15 tahun, dengan prevalensi tertinggi terjadi di Asia Tenggara.
Melihat data tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan sejumlah tindakan. Pertama, pengendalian faktor risiko melalui promosi kesehatan. Kedua, peningkatan screening/deteksi dini gangguan penglihatan dan kebutaan pada keluarga masyarakat berisiko.
Ketiga, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mata yang komprehensif dan merata di fasyankes primer dan rujukan melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr. H.M.Subuh, MPPM menegaskan, dalam mengendalikan gangguan penglihatan dan kebutaan Kementerian Kesehatan melakukan langkah konkret, yakni dengan terus mengumpulkan data besaran masalah penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan.
Kementerian Kesehatan juga meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan menyediakan layanan kesehatan mata yang komprehensif, bermutu, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.