Pemadam Kebakaran Kritik Pemerintah Lewat Kalender Telanjang
Britez mengungkapkan, seluruh personel pemadam kebakaran di wilayah tersebut tidak punya asuransi kesehatan yang memadai. Padahal, hampir setiap hari mereka mempertaruhkan nyawa. Gaji mereka juga tidak mencukupi meski bekerja sangat keras.
Selain kesejahteraan para personel pemadam kebakaran yang tidak digubris, pemerintah ternyata tidak peduli pada masalah operasional. Tiap bulan, pemerintah hanya memberikan jatah sekitar USD 600 atau setara dengan Rp 8,5 juta untuk menutupi biaya operasional.
Itu tidak cukup untuk membayar ongkos perawatan peralatan pemadam kebakaran, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran. Biaya perawatan per bulannya mencapai USD 1.000 atau sekitar Rp 14,19 juta.
Karena itulah rata-rata pemadam di wilayah tersebut memiliki lebih dari satu pekerjaan. Itu dilakukan untuk menyiasati kecilnya gaji yang mereka terima.
Britez, misalnya. Dia juga bekerja sebagai pengemudi ambulans di pusat kesehatan setempat. Ada pula yang bekerja sebagai guru, jurnalis, maupun tukang kayu. "Penghasilan saya adalah apresiasi dan rasa terima kasih penduduk. Itu jauh lebih berharga dari gaji apa pun," ujar Silvia.
Ide pembuatan kalender itu sendiri sejatinya muncul tahun lalu di kelas fotografi yang dibimbing Guerrero. Di kelasnya, ada beberapa mahasiswa yang juga berprofesi sebagai relawan pemadam kebakaran. (sha/c17/hep)