Pembatasan BBM Subsidi Disebut Menghemat Rp 3,8 Triliun
Senin, 13 Desember 2010 – 15:00 WIB
JAKARTA – Pemerintah mengaku bakal menghemat (dana) sekitar Rp 3,8 triliun dari 95,9 triliun alokasi anggaran untuk subsidi BBM, BBN dan LPG tahun 2011, jika kebijakan pembatasan BBM bersubsidi diberlakukan. "Melalui kebijakan pengaturan dan pengendalian BBM bersubsidi di tahun 2011 nanti, diperkirakan akan mendapatkan penghematan BBM bersubsidi sebesar 2,11 juta kilo liter, atau sebesar Rp 3,8 triliun," ungkap Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Senin (13/12). Dikatakan Darwin, sisa dari penghematan tersebut akan dialokasikan untuk program peningkatan pembangunan di sektor energi, misalnya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, infrastruktur pasokan gas bumi, dan peningkatan infrastruktur energi di Indonesia Timur. "Sisa anggaran dari penghematan BBM bersubsidi tersebut akan kita arahkan ke program pro-rakyat di sektor energi," tuturnya.
Ditambahkan Darwin, pelaksanaan penghematan BBM bersubsidi yang direncanakan dimulai awal tahun 2011 nanti sendiri, akan dilakukan secara bertahap. Sehingga katanya, dampak sosial dan ekonominya - terutama inflasi - diperkirakan relatif kecil. "Penerapan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi ini secara bertahap, dan siap dilaksanakan mulai Januari 2011," tegasnya.
Pemerintah resmi mengajukan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi untuk tahun 2011, yakni dengan (pilihan) opsi larangan menggunakan BBM bersubsidi bagi seluruh mobil plat hitam. Saat ini, pemerintah dalam hal ini melalui Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Keuangan Agus Martoworjoyo dan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, masih membahasnya dengan Komisi VII DPR RI. (yud/jpnn)