Pemberdayaan Negara Tiada Akhir
Apabila di bawah harga-harga tersebut berarti pengusaha hanya bersifat sebagai pencari untung (rent seeker) semata.
Pihak petani dalam hal ini harus bersikap. Pertama, keuntungan yang diberikan oleh pihak pengusaha saat ini hanya bersifat sementara dan tidak memberikan keuntungan yang nyata besar atau sebanding dengan jerih payah membudidayakan tanaman padinya.
Kedua, petani harus mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dengan luas lahan yang dikerjakan, sarana produksi yang dibeli, lama waktu budidaya, dampak kerugian apabila pabrik tidak mau membeli lagi hasil gabahnya.
"Ketiga, memperkuat kelembagaan di tingkat petani untuk lebih dapat mengoptimalkan pemanfaatan bantuan-bantuan subsidi dari pemerintah bagi kesejahteraan pribadi maupun kelompok. Revitalisasi kelembagaan termasuk juga meningkatkan kemampuan untuk membentuk jejaring usaha bisnis dengan mitra kerja pemerintah yang berkaitan dengan bantuan petani," paparnya.
Sementara itu, pemerintah pun sebagai aktor never-ending empowerment petani perlu menunjukkan sikap. Pertama, melakukan revitalisasi mesin-mesin penyosoh beras di tingkat petani agar mampu menghasilkan kualitas beras sosoh yang berkelas premium.
Beras premium tersebut yang akan dijual kepada pedagang kecil maupun besar sehingga daya tawar produk menjadi tinggi.
Kedua, selalu melakukan mendorong dan mendampingi secara intensif agar terbentuk kelembagaan petani yang riil mampu berwirausaha dengan cara melakukan penyuluhan, pelatihan, inkubasi kelompok, menghubungkan bisnis dengan swasta produsen input saprodi, lembaga keuangan penjamin usaha, dll.
Ketiga, pemerintah perlu meningkatkan dan mengintensifkan sosialisasi dampak prositif subsidi yang sudah diberikan sampai saat ini.
Salah satu contoh dampak subsidi alat dan mesin pertanian kepada petani yang pernah penulis analisis.