Pemberontakan Pertama PKI, Menuntut Indonesia Merdeka
Egom, Dirdja dan Hasan Bakri digantung di penjara Ciamis, 9 September 1927. Haji Sukri dan lima kawannya digantung di penjara Pandeglang. Haji Hasan di Cimareme, Garut. Kartawirja dan Aman di Padalarang. Ojod di Nagrek. Mereka digantung tahun 1927.
Di Sumatera Barat, Manggulung, M. Jusuf, Sampono Kajo, Badarudin Gelar Said digantung di penjara Sawahlunto, Maret 1927.
Menurut Busjarie Latif, sesaat sebelum menjalani hukuman, Manggulung berkata kepada keluarganya, "Kami dihukum gantung karena memberontak melawan pemerintah kolonial Belanda. Kami dihukum gantung karena membela kehendak merdeka dari rakyat... tapi kami yakin bahwa kematian kami tidak sia-sia dan kemenangan pasti kita capai."
Boven Digul
Kondisi Boven Digul amatlah memprihatinkan. Tempat ini disiapkan tergesa oleh Belanda untuk mengasingkan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Di sini banyak yang berguguran.
Satu di antaranya Aliarcham, pimpinan PKI yang gugur 2 Juli 1933 karena malaria hitam dalam usia 32 tahun.
Sejumlah literatur mengisahkan, saat upacara pemakaman Aliarcham terjadi demonstrasi besar-besaran di Digul. Potretnya bersebaran.
Dan di nisannya, diukir sebuah sajak karya Henriette Roland Holst, penyair perempuan Belanda sahabat Bung Hatta: