Pembongkaran Bangli Kalimalang Ricuh
jpnn.com - TAMBUN SELATAN - Ratusan bangunan liar (bangli) di sepanjang Jalan Kalimalang dari perbatasan kota hingga perempatan tol Cibitung, dibongkar paksa Satpol PP, mulai pukul 09.00 hingga 15.00, kemarin. Dalam pembongkaran sempat terjadi kericuhan. Lantaran tidak semua bangunan yang dibongkar, salah satunya bangunan di Hotel Danau Indah yang dimiliki mantan anggota DPRD Sabaranto.
Ketika buldoser menghampiri salah satu bangli, pemilik bangli langsung menghadang. Petugas Satpol PP mencoba menegur untuk meminta ke pinggir. Teguran Satpol PP justru membuat pemilik bangli naik pitam hingga mendorong Satpol PP. Aparat dari militer menghampiri kedua yang bertikai untuk meredam.
Namun massa dari kubu pemilik bangli telanjur ikut memanas yang berujung pada aksi pelemparan batu ke kaca buldoser hingga pecah. Untungnya, tidak mengenai pengemudi buldoser.
Kasatpol PP Dikdik Jasmedi Astra mengungkapkan, ada 100 bangli yang dibongkar. Hal ini dilakukan karena bangli yang berdiri di lahan negara bakal dibangun jalan dua jalur untuk empat lajur. Pembangunan jalan yang menjadi kewenangan Binamarga Pengairan Sumber Daya Air (BMPSDA) bakal dilaksanakan dari mulai perbatasan Kota Bekasi hingga perbatasan Karawang.
"Kalau persoalan ricuh, kami sudah terbiasa mengalaminya. Yang pasti kami sudah melaksanakan protap surat teguran pertama hingga ketiga untuk membongkar bangunannya sendiri. Tetapi mereka masih saja ngotot membangun, terpaksa mesti kami eksekusi," kata mantan kabag umum ini.
Ia mengaku sempat dintervensi salah satu pejabat di Pemkab Bekasi untuk tidak membongkar bangunannya. Namun, Dikdik menegaskan, kalau dirinya sudah menjalani aturan yang benar.
"Ada salah satu Kabid eselon tiga menelpon saya, agar rumah makan miliknya tidak dibongkar. Tetapi saya bilang maaf tidak bisa, karena sudah instruksi Bupati," beber Dikdik yang masih merahasiakan nama pejabat tersebut.
Ia mengklaim, kalau pihaknya membongkar tanpa ada perbedaan. Namun, ia enggan mengomentari terkait adanya bangli yang masih berada di lahan pengairan.