Pemerintah Seharusnya Mengapresiasi Rohis Bukan Mencurigai
jpnn.com, JAKARTA - Banyak pihak menyayangkan pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin, yang meminta pihak sekolah untuk mengawasi Kerohanian Islam (rohis) di sekolah-sekolah. Pernyataan itu dinilai tidak arif, karena seharusnya pemerintah justru mengapresiasi rohis atas kiprahnya selama ini.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR Jazuli Juwaini mengatakan, jika pernyataanitu benar maka tidak arif dan tak mendidik, khususnya bagi para aktivis rohis.
"Mudah-mudahan pernyataan Pak Lukman tentang rohis salah atau sekurang-kurang hanya kesalahpahaman saja. Tapi kalau benar mudah-mudahan segera diralat," kata Jazuli, Minggu (9/7).
Jazuli mengatakan, seharusnya pemerintah dan semua pihak berterima kasih dan mendukung hadirnya rohis dengan berbagai aktivitas dan perannya yang sangat positif selama ini.
Dia menegaskan, manfaat rohis itu nyata dalam membantu proses pendidikan akhlak di sekolah. Bahkan, aktivitasnya nyata dalam mencegah dekadensi moral dan budaya liberal di kalangan pelajar atau remaja. "Saya tanya, mana ada aktivis rohis yang pakai narkoba, tawuran, seks bebas, atau pornografi?" tanya Jazuli.
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, sebaliknya program-program rohis kerap menjadi solusi atas permasalahan di atas. Faktanya, tegas dia, sekolah mengandalkan rohis untuk mengatasi masalah-masalah aktual pelajar itu.
"Coba tunjukkan kerusakan apa yang ditimbulkan oleh aktivitas rohis? Justru manfaat besar yang kita petik. Maka, pemerintah perlu mengapresiasi rohis dengan mengokohkan perannya dan mensupport aktivitasnya, bukan sebaliknya," kata Jazuli.
Kalau ada hal-hal yang dinilai masih kurang, Jazuli mengatakan, itu menjadi tugas pemerintah dan sekolah untuk melakukan pembinaan melalui pendekatan yang asertif dan apresiatif. Bukan pendekatan yang justru mendeskriditkan atau terkesan menyalahkan.