Pemerintah Tak Bisa Tahan Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadan
Upayakan Pemangkasan Rantai Distribusi dan Jamin Ketersediaan Pasokanjpnn.com - JAKARTA - Pemerintah telah menyiapkan konsep untuk menyeimbangkan ketersediaan pasokan hasil ternak dan pertanian dengan permintaan konsumen. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung, rancangan itu agar antara pembeli dan penjual tidak ada yang merasa dirugikan.
“Kita menginginkan adanya kesimbangan supply (pasokan) dan demand (permintaan), antara orang yang menghasilkan dalam hal ini para petani dan peternak, dengan konsumen yang juga mengkonsumsi," ujar pria yang dikenal dengan sapaan CT itu di kantornya, Jakarta, Selasa (10/6).
Artinya, lanjut CT, para petani peternak secara bertahap kehidupannya harus lebih baik, sementara konsumen juga jangan sampai merasa dirugikan. "Dalam arti, membeli barang konsumsi yang menjadi mahal, inilah yang kita kerjakan," katanya.
Untuk mewujudkan rencana itu, CT akan memperpendek rantai penyaluran barang sampai ke konsumen. Sebab, panjangnya rantai distribusi menjadi salah satu faktor mahalnya sejumlah barang-barang ataupun harga pokok pangan.
"Mata rantainya kita perpendek dan persempit, agar betul-betul supply dari petani dan peternak ke konsumen itu tidak terlalu panjang mata rantainya, dan tidak banyak yang ambil keuntungan dari supply chain yang terlalu panjang ini," tandasnya.
Dalam kesempatan itu CT juga mengatakan, kestabilan harga dan stok pangan jelang lebaran tahun ini harus dipertahankan dan lebih baik dibanding tahun lalu. Berdasarkan hasil rapat stabilitas pangan dengan kementerian terkait dan Bulog, persiapan menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini harus lebih baik.
Meski demikian CT mengakui bahwa pemerintah tak dapat mencegah kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok pangan jelang Ramadan ini. Sebab, katanya, pemerintah hanya bisa melakukan pengawasan.
Kendati begitu, pengganti Hatta Rajasa di Kemenko Perekonomian itu memastikan akan selalu memonitor setiap kenaikan harga pokok pangan di pasar. "Kita enggak bisa hindari kenaikan harga di bulan Ramadan dan lebaran. Yang kita hindari kenaikan yang proposional yang terlalu berlebihan yang memberatkan rakyat. Kita akan monitor satu demi satu harga-harganya," tukasnya.(chi/jpnn)