Pemilu Pakistan: Banjir Darah di Hari Pemungutan Suara
jpnn.com, ISLAMABAD - Ledakan bom membuyarkan antrean pemilih di salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di Quetta, Provinsi Balochistan, Pakistan, Rabu (25/7). Ledakan bom yang dibawa pelaku dengan sepeda motor itu merenggut sedikitnya 31 nyawa.
’’Saya mendengar suara kencang. Lalu, asap tebal menutupi pandangan. Setelah itu, tangis dan jerit para korban terdengar,’’ ujar Abdul Haleem, salah seorang saksi mata, kepada Associated Press. Akibat ledakan itu, dia kehilangan pamannya.
Saat ledakan terjadi, TPS tersebut sedang ramai orang. Para pemilih antusias memberikan suara mereka dalam pemilu parlemen yang memunculkan Imran Khan sebagai primadona tersebut. Karena itu, selain menewaskan 31 orang, ledakan tersebut mengakibatkan puluhan warga terluka. Kini, mereka dirawat di Rumah Sakit Umum Quetta.
Akber Khan, saksi mata yang lain, mengatakan bahwa warga di sekitar lokasi ledakan sempat membeku selama beberapa menit. Mereka ragu untuk menolong para korban. Tapi, mereka juga tidak tega untuk melarikan diri dan meninggalkan para korban yang bersimbah darah.
”Setelah 10 menit berlalu dan tidak ada bom susulan, barulah kami berani menolong para korban,” kata Khan kepada CNN. Ketika itu, dia baru saja memberikan suaranya dan kembali ke tokonya yang terletak tidak jauh dari TPS.
Kemarin ISIS langsung mengklaim serangan mematikan tersebut. Mereka menjadikan para petugas keamanan pemilu sebagai incaran. ”Ada lima polisi yang tewas dalam insiden itu,” kata Jaffer Kakar, salah seorang dokter di RSU Quetta.
Dia mengatakan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah karena banyak korban luka yang kondisinya memprihatinkan.
Di beberapa lokasi lain, bentrokan berdarah juga mewarnai pemilu. Di Swabi, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, satu orang tewas dan dua lainnya terluka karena bentrokan berbau politik.