Pemkot Musnahkan Ayam Sekelurahan
Antisipasi Flu BurungSelasa, 19 Februari 2013 – 12:18 WIB
Menurut warga, ayam-ayam yang mati itu tidak menunjukkan tanda-tanda terserang virus flu burung. Karena itu, mereka enggan melapor. "Yang kita baca di buku, ayam yang mati karena flu burung kan ada lebam-lebam biru. Ayam kami tidak begitu. Mereka seperti mati karena kedinginan," kata Kasimah, warga lain.
Sementara itu, Pemkot Batam berjanji memberikan ganti rugi kepada warga yang ayamnya dimusnahkan. Ganti rugi itu dalam bentuk uang dan bibit ayam. Ganti rugi uang ditetapkan Rp 30 ribu per ekor untuk ayam berukuran besar dan Rp 20 ribu per ekor untuk ayam sedang.
Nilai uang itu ditentukan warga dalam rapat seminggu sebelumnya. "Sebetulnya banyak warga yang tidak menyetujui harga itu. Terutama, warga yang memiliki ayam hias. Ayam kate, misalnya, bernilai Rp 300 ribu sepasang. Tapi, mereka mendapat ganti rugi sama," kata Toha.