Pemprov DKI Pastikan Program Gerebek Lumpur Tetap Berjalan di Tengah Pandemi
Dari dana pinjaman tersebut, Dinas SDA DKI Jakarta mendapatkan suntikan sekitar Rp5,2 triliun yang akan dialokasikan pada tujuh proyek yang akan dikerjakan selama tiga tahun dari dana tersebut.
Tujuh proyek itu di antaranya pembangunan polder pengendalian banjir, revitalisasi pompa pengendali banjir, pembangunan waduk pengendali banjir, peningkatan kapasitas sungai dan drainase kali kewenangan kementerian, pembangunan tanggul pengaman pantai, pembangunan vertikal drainase serta sistem informasi penunjang banjir.
"Dari tujuh program itu, anggaran terbesar ada pada peningkatan kapasitas sungai dan drainase kali kewenangan kementerian sebesar Rp 2,070 triliun," katanya.
Program "Gerebek Lumpur" sendiri telah dimulai sejak April 2020 dan ditargetkan selesai pada Desember 2020. Ada beberapa kali besar yang menjadi saran utama dalam program ini yang terbagi di lima wilayah.
Rinciannya, pengerukan lumpur di Kali Ciliwung segmen Kampung Melayu sampai Jembatan Tongtek sepanjang 5,3 kilometer di Jakarta Timur. Kemudian pengerukan Kali Ciliwung di segmen Jembatan Tongtek sampai pintu air Mangarai sepanjang 2,7 kilometer di Jakarta Selatan.
Selanjutnya, pengerukan di Kali Kanal Banjir Barat (KBB) segmen pintu air Karet sampai Jembatan Roxy sepanjang 13,9 kilometer di Jakarta Pusat. Lalu pengerukan di kali KBB segmen Jelambar sampai Season City sepanjang 1,5 kilometer di Jakarta Barat.
Kemudian pengerukan di Kali Adem segmen PIK (Pantai Indah Kapuk) sampai Muara Angka sepanjang 3,2 kilometer di Jakarta Utara.
Kedalaman KBB diprediksi bakal bertambah menjadi enam meter setelah program ini. Terakhir kali kawasan ini mendapatkan pengerukan lumpur sekitar tahun 2017 lalu oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). (ant/dil/jpnn)