Pemprov DKI Pastikan Program Gerebek Lumpur Tetap Berjalan di Tengah Pandemi
jpnn.com, JAKARTA - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta memastikan refocusing anggaran daerah akibat pandemi COVID-19 tidak mempengaruhi program Gerebek Lumpur di sungai hingga saluran kecil karena mata anggarannya masuk biaya pemeliharaan.
"Meskipun terkena refocusing (memfokuskan kembali) dari anggaran yang ada, tapi pengerukan tetap jalan terus. Tidak ada masalah, karena pemeliharaan tidak boleh berhenti," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf saat meninjau pengerukan lumpur di Kanal Banjir Barat di dekat Mal Season City, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (26/8).
Juaini mengatakan pemeliharaan saluran mikro, makro, penghubung, kali dan sungai tidak boleh berhenti sebagai langkah untuk mengantisipasi ancaman genangan dan banjir yang biasa terjadi di Ibu Kota saat musim hujan turun.
Juaini menyebutkan pengerukan lumpur memakai sistem swakelola, melalui anggaran pemeliharaan dengan total sekitar Rp80 miliar yang disebarkan bervariasi ke dinas dan di Suku Dinas.
"Jadi tugas kami dari dinas maupun sudin untuk terus melakukan giat Gerebek lumpur di berbagai tempat. Mulai dari saluran mikro, makro, saluran penghubung, kali-kali dan waduk-waduk," ujar Juaini.
Juaini menyebutkan, refucosing anggaran sebetulnya membuat sejumlah proyek pembangunan tertunda. Dinas SDA yang mendapatkan alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 sekitar Rp2 triliun lebih, namun akhirnya berkurang 50 persen karena refocusing anggaran.
"Itu sekitar menjadi Rp1,2 triliunan, dana itu ada di dinas dan sudin-sudin di wilayah DKI Jakarta," kata Juaini.
Meski sejumlah pembangunan sempat tertunda akibat refocusing, Juaini memastikan Pemprov DKI Jakarta tetap akan mengerjakan proyeknya setelah mendapat pinjaman dana senilai Rp12,5 triliun dari pemerintah pusat melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).