Pemprov Sumut Harus Siap Rp3 Triliun
Jika Dapat Jatah Saham Inalum 40 PersenSenin, 18 April 2011 – 01:29 WIB
Effendi Sirait menjelaskan angka-angka itu saat menjadi pembicara di seminar bertema "Pengelolaan Saham Inalum: Oleh Negara untuk Rakyat" di gedung DPR, Senayan, Jakarta, 23 Juni 2010. Saat itu, Effendi Sirait juga menjelaskan, angka-angka tersebut merupakan angka taksiran minimal. Untuk modal pengembangan Inalum pasca putus kontrak 2013, diperlukan modal yang lebih besar lagi.
Kata Effendi Sirait, tidak mungkin kapasitas produksi alumuniumnya stagnan terus, yakni 225.000 ton per tahun. Paling tidak, ke depan harus bisa dua kali lipat. "Dan itu memerlukan dana besar," ujar Effendi Sirait.
Sebagai gambaran dana tambahan yang diperlukan untuk pengembangan, dalam proposalnya, Jepang ingin melanjutkan kontrak, dengan menawarkan akan mengucurkan dana tambahan 367 juta dollar AS. Selain itu, dalam proposalnya, Jepang juga siap mambantu pembangunan PLTA-PLTA yang baru di kawasan Danau Toba. "Kesiapan membantu itu di luar yang 367 juta dollar AS," ujar Sirait. Dengan demikian, dana yang harus dikucurkan oleh pemprov dan 10 kabupaten/kota, bisa membengkak sekitar separohnya lagi.