Penambahan Kapal Selam Dianggap Penting di Laut China Selatan
Dalam Perpres tersebut, disebutkan bahwa kedudukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) adalah sebagai Komando Utama (Kotama).
Hal ini berdampak pada struktur organisasi Kogabwilhan tidak mungkin membawahi Kotama TNI lainnya.
Oleh karena itu, perlu dilaksanakan peninjauan ulang terhadap Perpres tersebut di mana kedudukan Kogabwilhan seharusnya merupakan Komando Gabungan (Kogab) yang membawahi Kotama di wilayah jajarannya. Tentunya posisi Kogab berada di bawah Panglima TNI.
“Dengan demikian, akan terbentuk suatu jaring Komando yang solid antarmatra TNI dalam melaksanakan operasi,” imbuhnya.
Menurutnya, konflik yang terjadi antara claimant states -setidaknya Tiongkok, Vietnam yang telah meminta bantuan Rusia, serta Filipina yang terhubung dengan AS-, telah meningkatkan eskalasi ancaman di kawasan konflik.
Hal tersebut menyebabkan negara-negara yang bersangkutan mulai meningkatkan kekuatan militernya demi mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasionalnya masing-masing.
“Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan terhadap perlombaan perseniataan Angkatan Laut atau naval arms race di antara negara-negara kawasan. Bahkan sebagian besar negara yang bersangkutan senantiasa meningkatkan kapasitas patroli laut dan latihan tempur di area sengketa,” urainya.
Implikasi geopolitik tegangan itu meluas. Misal, jika terjadi ketidakstabilan situasi geopolitik di wilayah LCS, AS akan merasa kepentingannya terancam karena banyak urusan negeri tersebut melalui jalur tersebut.