Pencinta Mecin Wajib Tahu, MSG Ternyata Aman Dikonsumsi
"Karena pada dasarnya, nilai pangan itu dilihat dari sejauh mana keamanan pangan tersebut aman terhadap kita yang mengkonsumsinya baik secara jasmani dan rohani. Oleh karenanya diperlu inovasi untuk Flavor Tekstur, Sensori, Cita-Rasa, Kenampakan, Lokalitas, Gizi, Home Cooking, Lingkungan atau unsur yang diinginkan. Serta meminimalkan unsur yang tak diinginkan diantanya fungsionalitas, waktu persiapan, dan kompleksitas Harga," kata Prof Purwiyatno.
Dia juga menjelaskan betapa pentingnya berinovasi ingredien pangan yakni pada bahan (bahan baku, bahan tambahan, zat gizi, bahan fungsional) yang digunakan dalam kegiatan produksi pangan dengan berbagai tujuan. Salah satunya adalah bumbu pembangun rasa dasar yaitu manis, asam, asin, pahit, umami.
"Salah satunya adalah MSG (MNG) dan bumbu/bahan Umami lainnya yang mampu memberikan cita rasa dan turut memberikan kecukupan asupan pada orang yang memakannya. Melalui penelitian yang sahih asupan natrium/Sodium dari garam dapur dapat dikurangi sebesar sekitar 30% dengan penambahan sedikit MSG, di mana hal itu sama sekali tidak mempengaruhi tingkat kesukaan," jelasnya.
Lebih lanjut Prof Purwiyatno menegaskan asupan gizi (dari pangan) yang baik dan cukup sangat penting untuk kesehatan. Hal ini dapat dipenuhi melalui kecukupan asupan ditambah cita rasa pangan pangan itu sendiri.
"Terutama pada saat sistem kekebalan tubuh diperlukan untuk melawan COVID-19," ucapnya.
Ketua Bidang Komunikasi P2MI (Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia) Satria Gentur Pinandita menjelaskan kehadiran asosiasinya adalah untuk memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait.
"Hingga saat ini pemberitaan atau artikel terkait MSG yang berintonasi negatif masih kerap muncul. Surat tanggapan dari tahun ke tahun makin menurun publikasinya. Per tahun 2021, efektivitasnya hanya 6 persen. Performa yang bagus di tahun 2018, karena memang nama asosiasi baru muncul dan media banyak yang memberitakan. Oleh karenannya, ke depan P2MI akan lebih proaktif menyebarkan informasi melalui asset sendiri. Kami akan lebih sering bersosialisasi dan mengedukasi," ujarnya.
Lebih lanjut Satria mengatakan masih banyak pula berita yang salah terkait MNG yang mana seluruhnya adalah hoaks. Sebut saja kaldu-kaldu jamur yang saat ini banyak beredar, faktanya hanya sebuah manipulasi bahan dan kampanye.