Penduduk Miskin DKI Meningkat Pesat
Pengeluaran Terbesar untuk MakananSabtu, 02 Juli 2011 – 01:20 WIB
Kenaikan garis kemiskinan ini disebabkan faktor kenaikan laju inflasi dari tahun sebelumnya. Inflasi pada Maret 2010 mencapai 3,49 persen. Sedangkan Maret 2011 mencapai 5,95 persen. “Laju inflasi tinggi di tahun ini karena kenaikan harga-harga makanan dan minuman. Itu yang memacu kenaikan garis kemiskinan,” tandas Agus.
Akibatnya jumlah pengeluaran penduduk meningkat hingga Rp 355.480 per kapita per bulan atau harus mengeluarkan uang sekitar Rp 11.000 per hari. Dengan komposisi garis kemiskinan, yaitu garis kemiskinan makanan sebesar Rp 229.147 atau 64,46 persen dan garis kemiskinan non makanan sebesar Rp 117.682 atau 35,54 persen.
“Ternyata, dari 9,6 juta penduduk DKI Jakarta, ada 3,75 persen atau 363.420 orang yang pengeluarannya di bawah garis kemiskinan. Orang miskin di Jakarta lebih banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan makanan, daripada kebutuhan non makanan seperti tempat tinggal dan lainnya,” tutur Agus.
Menurutnya komoditi makanan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan garis kemiskinan, yaitu beras, rokok kretek filter, daging ayam ras dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi non makanan yang mempengaruhi peningkatan garis kemiskinan yakni biaya perumahan dan listrik, pemeliharaan kesehatan dan pendidikan.