Peneliti: Kartu Prakerja Jalan Keluar Buat Masalah Pendidikan dan Dunia Kerja
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Mohammad Dian Revindo menilai rencana program kartu prakerja Jokowi - Ma'ruf Amin sangat baik secara konsep, bisa menjadi solusi terhadap lembaga pendidikan dan dunia kerja.
“Hal ini adalah wujud pemahaman bahwa masih ada gap antara kompetensi yang dihasilkan lembaga pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja,” kata Revindo dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Rabu (27/2) malam.
Menurutnya, Jokowi telah mengidentifikasi dunia pendidikan saat ini yakni dominan pada pengembangan pengetahuan, tetapi kurang dalam keterampilan yang aplikatif, sehingga perlu didorong kapasitasnya dengan memberikan pelatihan.
Revindo juga berpendapat, agar program itu berjalan, pertama, perlu fokus target yang disasar karena pemerintah memiliki keterbatasan fiskal.
Untuk diketahui, kata dia, setiap tahun minimal ada dua juta angkatan kerja baru yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan dari jumlah tersebut tidak semuanya “lack of skills”.
“Program pendidikan vokasi menghasilkan lulusan yang punya skills, tetapi mungkin mereka ‘lack of general knowledge dan attitude’,” ujarnya.
Pengajar pada sekolah kajian stratejik dan global Universitas Indonesia ini menambahkan, selain kemampuan teknis, yang banyak dibutuhan lingkungan kerja justru kemampuan umum seperti kerja kelompok, kepemimpinan, pembelajaran cepat, komunikasi, dan lainnya.
Kedua, kata dia, kartu prakerja tampaknya akan bisa digunakan di 3.000 balai latihan kerja yang tersebar di seluruh Indonesia. Maka fasilitas dan jenis pelatihan yang disediakan di BLK juga perlu diperbanyak dan disesuaikan kebutuhan setempat.