Peneliti LP3ES: Idulfitri di Indonesia Dicontoh Negara Lain
Idulfitri sendiri memiliki keterkaitan makna dengan tujuan akhir yang ingin diraih dari pelaksanaan kewajiban berpuasa yang bisa diartikan sebagai hari kemenangan bagi umat Islam.
“Kemenangan di sini adalah bentuk dari kemenangan dalam menggapai kesucian atau perwujudan dari kembali kepada keadaan fitrah atau fitri. Dari dua makna di atas,sangat bertolak belakang, radikalisme mengarah kepada perbuatan kepada kekerasan, sementara Idulfitri, bermakna kesucian,” ujarnya.
Ia menegaskan, apabila dalam perayaan Idulfitri, ada perbuatan radikalisme yang dilakukan juga oleh umat muslim karena ketidaksepahaman keyakinan ataupun menganggap kelompoknyalah yang paling benar dalam melakukan ibadah, maka orang tersebut tidak benar memaknai hari raya Idulfitri.
Pria yang juga menjadi penghubung PBNU dengan negara-negara di Timur Tengah ini mengatakan, silaturahmi adalah sarana aktivitas yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan tali persaudaraan demi terwujudunya persatuan umat yang lebih kuat.
Karena kekuatan silaturahmi umat yang begitu besar dampaknya akan berujung pada kekuatan persatuan nasional yang lebih baik ke depannya.
“Dengan sesama umat Islam kita diwajibkan untuk menjalin persaudaraan yang kuat oleh karena sesungguhnya setiap orang yang beriman adalah bersaudara. Sebagai saudara maka umat Islam harus saling tolong menolong dalam kebaikan dan kebajikan, demikian juga terhadap orang-orang lain yang berbeda suku, agama, dan golongan, umat Islam juga diperintahkan untuk saling mengenal dan bersaudara. Jadi bukan mengajarkan kekerasan,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya juga berpesan bahwa momentum Idulfitri yang mengajarkan perdamaian silaturahmi dan halal bi halal ini juga harus dikampanyekan juga melalui dunia maya karena berbagai negara pun juga sangat respek dengan budaya Islam yang ada di Indonesia.
“Hal seperti ini harus disebarkan juga melalui internet. Karena model Idulfitri ala Islam di Indonesia ini juga mulai banyak ditiru negara-negara Islam dunia lainnya termasuk di Arab Saudi yang berpaham wahabi pun juga tertarik dengan model Islam di Indonesia,” pungkas Adnan. (jos/jpnn)