Penerapan Teknologi Percepat Swasembada Pangan
Sementara itu, Dosen Program Studi Teknik Sumber Daya Air IPB, Budi Indra Setiawan, mengapresiasi langkah Kementan. Pasalnya, keputusan tersebut menunjukkan Kementan tak sekadar adapatif terhadap perkembangan teknologi, namun harus pro-aktif.
"Kalau adaptif, kan hanya tunggu saja, ya. Dia harus cari terus kemungkinan-kemungkinan teknologi yang bisa memperbaiki kinerjanya, pelayanannya," ucapnya pada kesempatan sama.
Menurut peraih gelar doktor dari Universitas Tokyo ini, kebijakan tersebut juga mampu meningkatkan partisipasi generasi muda di sektor pertanian. Dasarnya, terjun ke sektor pertanian kini tak lagi harus kotor-kotoran dan menggunakan tenaga semata kala di lapangan.
"Generasi muda sekarang yang dulu tidak begitu senang ke lapangan, apalagi basah-bahasan dan kotor-kotoran, sekarang dengan teknologi ini, precision agriculture, sehingga semua data di lapangan bisa kita dapatkan dan melakukan sesuatu yang memang tepat sasaran," urainya.
Masyarakat pun kian mudah dalam mengakses data pertanian. Karena dengan mengakses laman sig.pertanian.go.id, seluruh informasi dapat diketahui secara mudah dan murah. Hal tersebut pun selaras dengan prinsip transparansi.
Budi berharap, Kementan terus menggunakan teknologi tepat dalam menghadapi persoalan di lapangan yang begitu kompleks dan dinamis. Dirinya menyarankan demikian, lantaran permasalah itu tak bisa dihadapi dengan mudah tanpa menggunakan teknologi.
"Pemerintah tidak bisa sendiri, ya. Swasta harus masuk di dalamnya, termasuk para akademisi juga," tandasnya.(jpnn)