Penerbangan Repatriasi Meningkat, Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Layanan Berkonsep FIFO
jpnn.com, JAKARTA - Penerbangan repatriasi bagi warga negara Indonesia (WNI) mengalami peningkatan. Hal ini mendorong Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta membuat kebijakan untuk memperketat pelaksanaan protokol kesehatan.
Senior Manager Branch Communications & Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (11/5) mengatakan para pemangku kepentingan di Soekarno-Hatta melakukan peningkatan di berbagai aspek guna mendukung Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tetap dapat menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
Salah satu peningkatan guna menjaga agar protokol kesehatan tetap dijalankan ketat antara lain diterapkannya konsep layanan first in, first out (FIFO) bagi penerbangan repatriasi yang baru mendarat.
"Dengan konsep FIFO, maka penumpang repatriasi yang lebih awal mendarat akan langsung turun dari pesawat untuk menjalani protokol kesehatan serta memproses kedatangan. Sementara itu, penumpang yang tiba belakangan akan turun dari pesawat dan diarahkan terlebih dahulu menuju holding room sebelum memproses kedatangan," papar Febri Toga.
Tercatat, pada Minggu (10/5), sekitar 1.000 WNI tiba di Terminal 3 Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi. Jumlah penumpang itu meningkat dibandingkan dengan rata-rata 1-2 minggu sebelumnya yakni sekitar 300-400 WNI per hari yang tiba dengan penerbangan repatriasi.
Total, WNI yang tiba di Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi hingga kini sudah mencapai lebih dari 25.000 WNI dimana lebih dari 15.000 adalah PMI (Pekerja Migran Indonesia).
Hingga 31 Mei 2020, diperkirakan ada tambahan sekitar 7.500-10.000 WNI yang tiba dengan penerbangan repatriasi.
Konsep FIFO, lanjut Febri Toga, sudah dijalankan dan terbukti efektif menjalankan protokol kesehatan.