Kisah Bu Sulastri, dari Penjaja Opak Keliling Kampung Kini Sukses Kembangkan Usaha Jahit
Kini Sulastri makin mantap dan yakin dengan usaha jahit. Dia akan mengembangkan usahanya dengan menambah SDM dan peralatan. Sulastri sudah membeli dua mesin jahit dan satu mesin obras. Mesin jahit bekas yang dipakainya di awal merintis usaha, dialihkan ke adiknya, yang kini giat menempa keterampilan sama.
Sang adik dan suami, siap direkrut menjadi SDM tambahan. Dia kini rajin mengajari suaminya menjahit kain perca agar bisa menambah stok hasil pakaian ke pengepul.
“Di rumah sudah ada tiga mesin jahit. Rencananya mau nambah lagi tapi ruangannya kecil,” kata Sulastri. Meskipun usaha jahit kain percanya sudah berjalan lama, Sulastri tak lantas berpuas diri dengan kemampuannya.
Terbukti dia rutin menjadi peserta di berbagai pelatihan keterampilan, terutama pelatihan menjahit. “Menurut saya pendidikan itu sangat penting. PKH sangat membantu aspek pendidikan kedua anak saya,” ujar Sulastri.
Sulastri berharap ke depannya dapat membantu adik-adiknya dengan mengajak mereka untuk menjahit. “Cari kerja di luar sekarang sulit. Makanya saya berpikir, lebih baik ikut saya menjahit kain perca karena penghasilannya menjanjikan,” kata Sulastri.
Tak lupa ia menambahkan, selama menjadi peserta PKH, ia merasa banyak sekali terbantu oleh pendamping. “Mereka tidak hanya membantu proses pencairan, tetapi yang tidak ternilai adalah banyak memberikan perubahan pada kami untuk berjuang lebih keras keluar dari lingkaran kemiskinan,” ungkap dia.
Sulastri merasakan dorongan dan motivasi dari pendamping sosial untuk memutus rantai kemiskinan. “Kami harus sehat, anak harus cerdas bersekolah dan kami pun dibimbing untuk lebih baik,” kata dia.
Pendamping sosial juga memperkenalkan manajemen ekonomi dalam keluarga dengan baik. “Bimbingan dan motivasi sosial dari mereka itulah tak ternilai bagi kami,” ujar Sulastri. (jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!