Pengakuan Ketua BEM UI, Oh Ternyata…
Semula, sambung Zaadit, aspirasi itu akan disampaikan dengan cara lain. Bukan melalui aksi mengacungkan buku kuning. Namun, kondisi mengharuskan dirinya melakukan itu.
”Yang bisa dilakukan itu saja,” imbuhnya. Sebab, komunikasi yang dilakukan BEM UI untuk berdialog langsung dengan presiden tidak sampai pada keputusan yang jelas.
”Nggak ada kejelasan. Kami nggak dapat informasi apapun. Jadi atau nggak,” ungkap dia.
Karena itu, anak pertama dari tiga bersaudara itu memilih melakukan aksi mengangkat buku kuning sambil meniup peluit. Itu dilakukan sebagai simbol peringatan dari BEM UI untuk presiden Jokowi.
”Sama seperti sepak bola. Wasit akan berikan kartu kuning apabila ada pelanggaran,” terangnya.
Meski sempat berurusan dengan paspampres dan petugas keamanan, Zaadit tidak gentar. Menurut dia, aksi tersebut memang harus dilakukan.
Zaadit pun tidak merasa keberatan ketika digiring paspampres keluar Balairung. Menurut dia, itu memang sudah tugas mereka.
Dia juga menyebutkan bahwa tidak ada intimidasi apapun ketika dirinya diperiksa oleh petugas keamanan. ”Dicatat identitas saja,” ucap dia. Prosesnya pun tidak lama.