Pengalaman Warga Indonesia Mengurus Pemakaman Anggota Keluarganya di Australia
Pada saat itu, di tengah situasi lockdown pandemi COVID, masjid komunitas Indonesia Baitul Makmur yang dekat dengan tempat tinggal Yenni tidak dapat menyelenggarakan salat jenazah.
"Sekitar enam hari sejak suami saya meninggal baru bisa dimandikan dan disalatkan," tutur Yenni.
"Dukungan penuh dari komunitas Indonesia terutama IMCV ini benar-benar telah meringankan beban di pundak saya saat itu," katanya.
"Tanpa mereka, saya tidak tahu akan seperti apa jadinya karena saya benar-benar sendiri, tidak mengerti apa-apa soal pemakaman dan segala macam," sambungnya.
Pihak IMCV bahkan menghubungi komunitas Muslim yang ada di Norwegia, untuk membantu pengurusan jenazah Rune setibanya di sana.
Bingung pada hari H
Mulyoto menjelaskan, bagi keluarga Muslim migran di Australia yang anggota keluarganya meninggal dunia, yang paling pertama dilakukan mestinya menghubungi komunitas terkait. Biasanya masing-masing sudah punya petugas yang khusus menangani urusan ini.
"Tapi ada juga orang Islam yang menyerahkan urusan ini ke funeral umum. Banyak yang seperti itu. Karena jaman dulu mereka sudah beli pre-purchase funeral," jelasnya.
"Dulu layanan funeral Muslim itu belum ada. Baru pada tahun 2000-an mulai banyak. Jadi mereka yang ada kontrak sebelum itu, tetap ditangani oleh funeral umum," kata Mulyoto.