Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengamat Dukung Menteri Bahlil Ajak Investor Membangun Hilirisasi Pasir Kuarsa

Kamis, 20 Juli 2023 – 18:25 WIB
Pengamat Dukung Menteri Bahlil Ajak Investor Membangun Hilirisasi Pasir Kuarsa - JPNN.COM
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak para pimpinan perusahaan di Amerika Serikat untuk menanamkan investasinya ke Indonesia. Foto: Instagram @bahlillahadalia

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan produsen kaca dan solar panel asa China, Xinyi Group berniat menanamkan investasinya dengan membangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika di Kawasan Rempang Eco City, Batam, Kepulauan Riau.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mendukung rencana tersebut. Pasalnya, nilai tambah yang dihasilkan dari hilirisasi pasir kuarsa diperkirakan hampir sama dengan hilirisasi nikel yakni berpotensi meningkat keuntungan sebesar sepuluh kali lipat.

“Saya kira bagus sekali selama pasirnya tadi tidak diekspor dan bisa diolah di dalam negeri kemudian nanti akan menaikkan nilai tambah,” ujar Fahmy, Kamis (20/7/2023).

Menurut Fahmy, hilirisasi pasir silika akan berdampak pada penambahan nilai tambah. Sebab, ada yang mengolah melalui smelter sehingga menjadi produk memiliki nilai tambah lebih besar.

“Kita bisa belajar dari biji nikel yang dihilirisasi dan itu menghasilkan nilai tambah yang cukup tinggi. Barangkali pasir silika itu kan dengan biji nikel hampir sama kalau kemudian dihilirisasi akan menghasilkan nilai tambah sekitar tadi 10 kali lipat,” imbuhnya.

Diketahui, sejak pemerintah memberlakukan kebijakan hilirisasi dan larangan ekspor nikel telah berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Nilai ekspor biji nikel di tahun 2017-2018 hanya mencapai US$ 3,3 miliar atau Rp 51,1 triliun.

Namun, ketika hilirisasi berjalan nilai ekspor nikel di tahun 2022 melejit hingga US$ 30 miliar atau Rp 465 triliun berkat kebijakan hilirisasi.

Pengamat Ekonomi Energi dari UGM Fahmy Radhi mendukung rencana Menteri Bahlil untuk membangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News