Pengamat: Jangan Undur Jadwal Tahun Ajaran Baru, Perkuat Blended Learning
Karena dikhawatirkan kampanye pemerintah tentang kenormalan baru (new normal) akan kehilangan momentum. Para pendidik dan anak-anak justru kebingungan untuk membudayakan aktivitas pendidikan dengan kenormalan baru.
“Pendidikan dengan tatanan baru adalah blended learning, yakni mengintegrasikan pembelajaran tatap muka, online serta praktik problem solving. Tentunya hal ini dilakukan dengan proses yang bertahap," ujarnya.
Di periode Juli-Desember 2020, lanjutnya, pembelajaran tatap muka tak perlu dilakukan. Selain untuk menghindari munculnya klaster baru Covid-19 di sekolah, masyarakat masih berproses menuju kehidupan persekolahan dengan tatanan baru.
Dia menambahkan, di periode hingga akhir tahun ini, pemerintah perlu menyiapkan konsep dan pelaksanaan new normal education ke blended learning yang mungkin akan dimulai di awal ajaran baru 2021.
"Bisa saja di tahun depan, proses tatap muka dilaksanakan 50 persen-60 persen dan online learning 40 persen-50 persen," pungkasnya. (esy/jpnn)