Pengamat: Kebijakan Transportasi Lebaran Tak Boleh Ganggu Angkutan Logistik
Selain barang ekspor, menurut Suripno beberapa barang lain yang juga penting jangan dilarang pada saat libur, utamanya yang menyangkut konsumsi masyarakat. Jangan sampai karena dilarang, harganya naik dan jadi langka, bahaya seperti itu.
Karenanya, Suripno menyarankan agar pemerintah jangan terlalu memanjakan para pengguna kendaraan perorangan. Menurutnya, dalam fenomena angkutan perkotaan, pemerintah juga seharusnya mengkondisikan agar semua beralih ke angkutan antar kota.
“Namun, seperti yang ada saat ini, di mana di perkotaan itu yang dominan justru angkutan kendaraan pribadi, ini manajemennya nggak benar. Harusnya kan dominan itu angkutan umumnya,” tukasnya.
Sama halnya kalau berbicara mengenai angkutan Lebaran, menurutnya, itu juga sama dengan fenomena angkutan perkotaan sekarang ini, di mana yang banyak ke luar kota itu adalah kendaraan pribadi. “Harusnya pemerintah bukan memanjakan kendaraan pribadi,” katanya.
Kalau di perkotaan, menurut Suripno, yang dikenal itu namanya manajemen kebutuhan, yaitu pembatasan penggunaan kendaraan perseorangan agar beralih ke angkutan umum. Karenanya, pemerintah harus terus melakukan perbaikan terhadap transportasi angkutan umumnya.
Selain itu, pemerintah juga harus membuat kebijakan di mana agar penggunaan kendaraan pribadi itu jauh lebih mahal dibanding menggunakan angkutan umum. “Kalau ini dilakukan, nggak usah dipaksa juga masyarakat pasti akan beralih ke angkutan umum yang biayanya lebih murah,” tukasnya.
Namun, dia melihat pola pikir pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan sekarang ini sepertinya mau enaknya saja dan tidak ada dasarnya. “Yang sekarang itu manajemennya seenaknya saja dan nggak ada dasarnya. Pemikirannya enggak ada dan yang penting jadi aja. Pokoknya yang penting mudik dan mengikuti apa maunya masyarakat. Harusnya pemerintah itu berpikir untuk kelancaran logistik supaya bisa lebih efisien,” ucapnya.(ray/jpnn)