Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bisa Jadi Kebijakan Anies soal PSBB Sekadar Pencitraan Politik

Selasa, 15 September 2020 – 19:56 WIB
Bisa Jadi Kebijakan Anies soal PSBB Sekadar Pencitraan Politik - JPNN.COM
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menyebut kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total sebagai aturan yang bermata dua. Kebijakan itu bisa saja bermuatan untuk melindungi kesehatan masyarakat atau hanya sekadar pencitraan politik belaka.

"Bergantung bagaimana kebijakan itu diimplementasikan, jika PSBB berhasil dijalankan sesuai dengan kebutuhannya, mengurangi interaksi antarorang, yang salah satunya adalah menutup industri di Jakarta sementara waktu, maka kebijakan itu pure untuk kesehatan, dan tentu harus ada sanksi dari pelanggaran PSBB," kata Dedi kepada jpnn.com, Selasa (15/9).

Namun demikian, Dedi menyatakan apabila kebijakan Anies itu bersifat imbauan, maka PSBB hanya bersifat politis belaka.

Dedi lantas membeber fakta soal kegagalan Anies dalam mengomunikasikan kebijakan antarpemerintah, seperti dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto atau Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Airlangga menyebut kebijakan Anies itu membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok, sedangkan Agus Gumiwang menekankan bahwa industri harus beroperasi.

"Anies tidak melayangkan sanksi atau tidak berwenang memberi sanksi, maka PSBB hanya manipulasi politis," jelas Dedi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion ini menerangkan, dari latar masalah yang disampaikan Anies adanya kurva yang menanjak terkait paparan pandemi.

"Namun, ketika implementasi PSBB tidak benar, maka kebijakan itu hanya berorientasi populis," tegas Dedi.(tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Pengamat politik menyebut ada paradoks terkait kebijakan Anies Baswedan tetang PSBB total. Anies bisa saja mengeluarkan kebijakan itu untuk kepentingan politik belaka.

Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News