Pengamat Minta Pemerintah Beri Diskon Pertalite dan Pertamax
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mendukung program langit biru yang saat ini masih terus disosialisasikan Pertamina. Agar lebih maksimal, perlu dipetakan lagi wilayah-wilayah yang dari sisi polusi masih cukup tinggi.
Dia menilai, Program Langit Biru Pertamina cukup berhasil lantaran jangkauannya semakin luas. Setelah Bali dan Jakarta, kini bertambah 8 kota/kabupaten, yang bersiap mulai melaksanakan program tersebut. Yaitu Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Buleleng, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Kuningan.
Pertamina pun akan memperluas program Langit Biru hingga luar Jawa, untuk terus mengedukasi pentingnya menggunakan bahan bakar ron tinggi, ramah lingkungan, seperti Pertamax series.
"Proses edukasi melalui program Langit Biru ini sangat baik saya kira, apa yang dilakukan oleh Pertamina dan pemerintah untuk mengajak masyarakat beralih ke BBM ron tinggi, sangat tepat," ujar Mamit dalam keterangan persnya, Kamis (29/10).
Pengamat erergi ini juga menyarankan kebijakan pembatasan Premium perlu dilakukan. Selain sudah tidak sesuai dengan perkembangan terkini kendaraan bermotor, juga supaya program Langit Biru bisa lebih maksimal. Bisa saja dengan memberi diskon untuk produk BBM seperti Pertalite maupun Pertamax.
Selain itu, pemerintah daerah pun bisa meminta kepada Pertamina untuk tidak menyalurkan Premium ke wilayah mereka jika memang masyarakatnya siap untuk tidak menggunakan Premium.
Premium dan Pertalite selama disparitas harga yang masih jauh ditambah kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih, maka akan selalu dipilih. Karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi dan edukasi juga skema terbaik agar masyarakat mau menggunakan BBM non subsidi.
Mamit menilai saat ini, memang sudah seharusnya pemerintah meniadakan penjualan jenis BBM oktan rendah di Kota Jakarta dan Bodetabek, juga kota besar lain, agar udara lebih sehat. Juga daerah yang polusinya tinggi.