Pengendara Motor Dominasi Korban Kecelakaan
JAKARTA - Pengendara kendaraan roda dua mempunyai risiko besar mengalami kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal. Hasil penelitian Universitas Gadjah Mada menunjukkan pengendara sepeda motor mendominasi jumlah korban kecelakaan lalu lintas.
Ketua Global Road Safety Patnership (GRSP) Indonesia, Giri Suseno, mengungkapkan bahwa pada tahun 2004 Kepolisian dan Jasa Raharja selalu merilis angka kecelakaan di Indonesia berkisar belasan ribu. Namun Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM melansir korban meninggal akibat kecelakaan di Indonesia sudah mencapai lebih dari 30 ribu orang. Dari jumlah itu, 65 persen korban meninggal adalah pengguna sepeda motor.
”Pengguna sepeda motor itu umumnya orang berusia produktif. Anggaplah angka 30 ribu itu benar, berarti sekitar 19 ribu lebih generasi penerus hilang di jalanan. Tren ke depan, kecelakaan di jalan cenderung mengalami peningkatan seiring pertumbuhan jumlah kendaraan. Ini artinya, jika tidak diantisipasi sejak dini, akan semakin banyak lagi korban yang muncul,” ujarnya.
Berdasarkan fakta itu, Departemen Perhubungan bersama GRSP Indonesia terus mengupayakan menciptakan komitmen bersama melalui Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan. Fokus kegiatan ini, tegas Giri, masih pada upaya membangun kesadaran masyarakat untuk membudayakan keselamatan di jalan.
”Fokus kegiatan kita belum pada materi pengurangan angka kecelakaan, karena itu persoalan teknis yang membutuhkan biaya dan waktu yang sangat tidak sedikit. Tetapi, secara bertahap, itu pasti dilakukan," ujar Giri.
Kampanye Nasional Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan 2009 dijadwalkan dilakukan mulai 23 Juni mendatang. Kegiatan yang digelar untuk kali ketiga sejak 2007 ini akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Mini Indonesia Indah.
Dijelaskan Giri, Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan merupakan implementasi dari resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2004. Resolusi ini dipicu oleh keprihatinan dunia atas korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di dunia yang mencapai 3.288 jiwa per hari. Sama halnya Indonesia, negara-negara anggota PBB lainnya juga tengah mengupayakan hal serupa. Yaitu meminimalisasi jumlah dan fatalitas akibat kecelakaan di jalan melalui langkah penyadaran.
”Mewujudkan keselamatan jalan adalah sebuah kerja yang harus dilakukan terus menerus. Tidak bisa dilakukan secara singkat dengan sekali kerja, tetapi harus berkesinambungan. Karena (potensi) kecelakaan selalu ada dan terus menerus,” ujar Giri.