Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Penghasilan Bisa Ratusan Ribu bahkan Jutaan Rupiah per Hari, tapi…

Selasa, 30 Mei 2017 – 00:05 WIB
Penghasilan Bisa Ratusan Ribu bahkan Jutaan Rupiah per Hari, tapi… - JPNN.COM
Para warga dari Ipaya melambaikan tangan saat mereka berada di salah satu muara di Ipaya. Mereka juga membawa juga anak-anak mereka sehingga terkendala ke sekolah. Foto diabadikan Selasa (23/5). Foto: SAMPE P SIANTURI/RADAR TIMIKA/JPNN.com

“Namun warga kami tidak begitu tahu menyimpan untuk hari besok. Kadang mereka dapat uang banyak, bukannya beli beras untuk berapa hari, namun dibelanjakan untuk gula, kopi dan rokok. Itu bagi mereka sudah cukup. Padahal ada kebutuhan di masa depan yakni masa depan anak-anak,” jelas Kepala Kampung Ipiri, Ludopikus Mairapea dalam pertemuan itu.

Konsekuensi ketiadaan stok makanan di rumah itulah, salah satu faktor yang menjadikan anak-anak enggan ditinggal di rumah.

Mereka takut ketika ditinggal orang tua, ketika pulang sekolah makanan tidak ada di rumah.

“Hal inilah yang membuat tingkat kehadiran anak-anak di sekolah rendah. Contoh dari 60 orang dalam satu kelas, yang hadir paling 25 orang. Dan besoknya meski jumlah kehadiran masih sama, sebagian murid sudah orang yang berbeda. Makanya kita kesulitan dalam melanjutkan pelajaran,” ujar Yacob.

Ketika menjelang ujian, maka guru akan mati-matian mengajak para murid agar bersekolah. Meski hal itu tidak mudah. Apalagi ketika orang tua sudah berangkat ke laut, dusun atau kampung lain.

“Pak guru…kami mau pulang. Kami lapar,” seru anak-anak ketika jam pelajaran masih berjalan, seperti diceritakan Yacob.

Teriakan lapar itu tentu tidak bisa diindahkan begitu saja. “Jangan nanti sampai pingsan lagi, kita bisa bermasalah dengan orang tua. Jadi kami pulangkan saja. Dan ini sudah sering terjadi dan sudah biasa. Jelas kami tidak bisa memaksa mereka, karena memang situasi perut mereka yang sudah kosong,” cerita guru yang lain.

Namun para guru di SD YPPK St Linus Ipaya tidak kehabisan akal. Mereka memprogramkan adanya makanan tambahan berupa bubur kacang hijau.

Kehidupan Suku Kamoro tidak bisa terlepas dari 3S yakni sungai, sagu, sampan. Apa hubungannya dengan rendahnya kehadiran murid-murid di sekolah seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News