Pengirim Kepala Anjing ke Pesantren Habib Bahar Tidak Pancasilais, Brutal!
jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengimbau bagi siapa pun agar tidak lagi memanfaatkan tubuh binatang sebagai media simbolik untuk memuntahkan brutalitas.
Imbauan itu disampaikan Reza merespons dugaan teror menggunakan kepala anjing yang dikirimkan ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin milik Habib Bahar bin Smith (BBS).
Tiga kepala anjing dalam sebuah kardus dikirimkan ke pesantren yang beralamat di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu pada Jumat (31/12) dini hari.
Kejadian serupa sebelumnya juga dialami advokat Razman Arif Nasution yang dikirimi kepala kambing busuk oleh orang tak dikenal ke kediamannya.
"Bacalah Suplemen Belajar Mandiri Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD buah pena Drs. Sunarto, M.Pd., Dr. Sulartinah, M.Pd., dan Acih Suarsih, M.Pd," kata Reza dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/1).
Dari situ, kata Reza, akan sangat disesalkan ketika murid-murid kelas 3 SD sudah dididik bahwa kasih sayang pada binatang merupakan pengamalan Pancasila sila pertama dan kedua.
"Para pengirim bungkusan maut ke Razman dan Habib Bahar yang pastinya orang-orang dewasa, justru mempertontonkan tindak perangai yang tidak Pancasilais," ujar Reza Indragiri.
Pakar yang pernah menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK), itu menduga pengirim bungkusan berisi kepala binatang tersebut memendam amarah, sakit hati, kebencian, atau perasaan-perasaan negatif lainnya.