Pengkhianatan Konglomerat
Oleh Dahlan IskanData itu sudah harus didapat dalam satu tahun. Nilai kontraknya Rp 140 miliar. Uang mukanya Rp 14 miliar.
Setahun berlalu. Guo marah. Strategic Vision dianggap tidak bisa menyerahkan hasil yang ia inginkan.
Bahkan, katanya, tidak bisa masuk ke rekening bank mereka. Padahal menurut Guo, Strategic Vision mengaku punya kemampuan untuk itu. Mengaku sering dipakai para pangeran negara Arab.
Strategic Vision menggugat balik Guo. Di pengadilan distrik Selatan New York. Guo dinilai tidak benar. Ketika menyerahkan data tentang 'ikan' yang disasar. Data komputer yang diserahkannya mengandung software yang mengacau.
Guo juga dinilai berubah terus. Awalnya Guo minta detektif itu mempercayai Kuan Chao Han. Sesama aktivis anti-Tiongkok. Belakangan, katanya, Guo bilang jangan percaya orang itu.
Guo memberi nama lain. Yang lebih bisa dipercaya. Namun lagi-lagi belakangan bilang: jangan percayai orang itu.
Guo juga lagi digugat HNA Group. Konglomerat dari Hainan. Yang antara lain memiliki anak usaha Hainan Airlines. Yang juga membeli banyak perusahaan di Amerika.
Ketika big boss HNA meninggal di Prancis tahun lalu, Guo mengungkapkan bahwa big bosss tersebut sebenarnya bunuh diri. Tidak kuat menanggung utang perusahaan.