Pengkhianatan Konglomerat
Oleh Dahlan IskanBahkan pejabat tinggi itu dibongkar sekalian. Wakil Menteri Keuangan diperiksa. Terbongkar semuanya. Ma Jiang, Wakil Menkeu itu, ditahan. Diadili. Dihukum.
Giliran Wang Qishan mengejar Guo-nya sendiri. Guo ternyata takut. Lari. Ke Timur Tengah. Ke Eropa. Akhirnya ke New York.
Di New York, Guo tinggal di satu apartemen yang ia beli dengan harga sekitar Rp 1 triliun. Istimewa. Menghadap ke Central Park New York yang terkenal itu.
Guo lari dengan membawa beberapa koper kebencian. Benci pada majalah Caixin. Sekaligus kepada bos majalah itu, Hu Shuli. Benci kepada Wang Qishan yang akan menangkapnya. Benci kepada Xi Jinping yang program pemberantasan korupsinya tidak pandang bulu.
Salah satu koper kebencian itu ia serahkan kepada Steve Bannon. Ia penasihat masalah strategis Presiden Trump. Yang sangat anti-Tiongkok. Yang selalu mengusulkan ini: Amerika tidak usah muter-muter, langsung saja runtuhkan pemerintah pusat Tiongkok! (Baca juga: Guo Bannon).
Guo sudah lama mengenal Bannon. Saat menghadiri Olimpiade Beijing, Bannon juga tinggal di jembatan surga.
Bannon mengaku merinding saat menyaksikan acara pembukaan olimpiade. Emosinya memuncak saat melihat adegan demi adegan di pembukaan itu. Yang ia bayangkan mengandung filsafat ancaman.
Tiongkok akan segera menelan Amerika. Katanya: terbaca dari adegan itu.