Penguasa Batu Bara
Oleh: Dhimam Abror Djuraid![Penguasa Batu Bara Penguasa Batu Bara - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/watermark/2020/03/17/warga-melihat-sebuah-kapal-tongkang-pengangkut-batu-bara-ilustrasi-foto-antara-aji-styawan-47.jpg)
Setelah mahar dibayar, partai ditinggalkan karena kandidat lebih percaya kepada tim sukses ketimbang memercayakan uangnya kepada jaringan parpol yang tidak efektif.
Keharusan adanya threshold yang tinggi menyebabkan praktik mahar politik makin mahal. Para kandidat membayar mahal dengan cara beli putus. Setelah mahar dibayar parpol pun ditinggalkan.
Mahar politik yang mahal dan praktik politik uang yang masif membuat para kandidat mencari bandar politik untuk mencari talangan. Imbalannya adalah proyek dan konsesi perizinan setelah kandidat berkuasa.
Lingkaran setan ini terjadi terus-menerus dan sulit untuk diputus. Rezim yang berkuasa membutuhkan bandar-bandar dari kalangan pengusaha, lalu imbalan konsesi dan proteksi diberikan kepada para pengusaha bandar itu.
Tambang batu bara menjadi salah satu sumber uang politik yang paling penting. Karena itu muncul raja dan ratu, yang seolah bebas beroperasi dalam gelap. Itulah yang dicurigai oleh Faisal Basri.
Muhammad Nasir juga punya kecurigaan yang sama. Maka dia pun menyebut nama Tan Paulin sebagai Sang Ratu Batu Bara. (*)