Pengungsi Kelud Mulai Diserang Batuk, Flu, dan Demam
jpnn.com - BATU - Kekhawatiran Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Jawa Timur, dr Endang Triningsih akan kondisi kesehatan pengungsi korban erupsi Gunung Kelud bakal memburuk, mulai terbukti. Sebagian pengungsi dari Kecamatan Ngantang dan Kasembon Kabupaten Malang, sudah mengalami gejala batuk, flu bahkan demam.
Kondisi memprihatinkan lainnya, terlihat pada pengungsi yang baru dievakuasi. Selain luar biasa lelah, kondisi kesehatan mereka juga sudah memburuk.
“Pengungsi yang baru datang dievakusi, juga sudah memburuk,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Endang Triningsih seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group), Minggu (16/2).
Jajaran Pemkot Batu, aparat kepolisian dan TNI serta para relawan dari berbagai elemen, sejak Kamis malam lalu sudah berbuat maksimal untuk memberikan kenyamanan belasan ribu orang pengungsi itu. Namun demikian, karena jumlah pengungsi itu makin banyak menyebabkan tempat penampungan overload. Ditambah lagi keterbatasan jumlah tenaga medis, walaupun kemarin sudah dapat bantuan dari RSSA Malang.
Kota Batu, benar-benar digelontor pengungsi dari wilayah Kabupaten Malang bagian barat itu. Fakta tersebut, juga menyebabkan kekurangan logistik di 31 titik lokasi penampungan termasuk minimnya selimut untuk orang dewasa, alas tidur, perlengkapan wanita, susu dan bubur bayi maupun pampers.
”Jumlah pengungsi terus bertambah, sehingga kami kewalahan melayani sampai-sampai kekurangan pelayan medis,”ungkap Endang.
Endang pun mengajak bagi siapapun yang bersedia menjadi sukarelawan kesehatan, dipersilahkan mendaftar ke Dinkes maupun ke petugas di masing-masing penampungan.
Lantas bagaimana dengan pelayanan kesehatan bagi korban, yang tetap tidak mau dievakluasi alias masih berada di kampungnya masing-masing? Menurut Endang merupakan kewenangan Dinkes Kabupaten Malang maupun Provinsi.