Penjaja Seks di Kota Ini Komplit
Laporan Khusus Dari Radar TasikmalayaMinggu, 09 Januari 2011 – 12:12 WIB
Soal Tarif, lagi-lagi Hendro menyebut paket hemat. "Cukup dengan beberapa lembar ratusan ribu aja," ujarnya. Ia memberikan tip, kalau mau mendapatkan harga murah maka datanglah pada tengah malam. "Kian larut kian murah," ujarnya. Malahan, lanjut Hendro, bagi yang sudah terbiasa ke sini, ada yang menyebut tarif "cendol".
Begitulah keadaannya. Hendro memastikan maraknya malam panjang di Tasikmalaya tidak lepas dari himpitan ekonomi dan kian banyaknya tuntutan hidup. "Ya memang ada yang beralasan akibat kegagalan bercinta. Tetapi, saya tidak yakin. Karena pada umumnya toh mereka berusaha mencari uang di sini," Hendro menegaskan. Mawar yang sedari tadi menemani perbincangan ini membenarkan penjelasan Hendro.
Selain kawasan Dadaha keramaian malam juga bisa dijumpai di kawasan perempatan Jalan KH Zaenal Mustofa atau perempatan Nagarawi. Ada sebuah kafe yang diduga dijadikan tempat mangkal para wanita di kawasan itu. Kafe tersebut buka hingga dinihari. Malam itu ada lima mobil yang mangkal, sementara beberapa wanita muda tampak dengan dandanan seksi. Usianya rata-rata 20 tahunan Setelah ditelurusi rupanya mereka adalah para pemandu lagu yang memang mencari makan setelah bekerja menjadi pemandu lagu.