Penyebab Bau Mulut Pada Penderita Diabetes
jpnn.com - Bau mulut atau dikenal medis dengan istilah halitosis adalah suatu kondisi yang umumnya terjadi akibat kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan baik. Di balik itu, tahukah Anda bahwa bau mulut juga bisa menjadi salah satu ciri khas bagi penderita diabetes?
Terdapat dua hal yang menjadi alasan kenapa bau mulut bisa identik dengan penderita diabetes, yaitu:
1. Penyakit periodontal
Penyakit periodontal seperti gingivitis dan periodontitis disebabkan oleh bakteri yang menyerang jaringan maupun tulang yang menopang gigi. Menurut sebuah laporan dalam IOSR Journal of Dental and Medical Sciences, satu dari tiga penderita diabetes akan mengalami kondisi ini.
Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi mampu meningkatkan kadar glukosa dalam air liur. Keadaan ini membuat bakteri di mulut mendapatkan asupan sehingga mampu menyebabkan penumpukan plak gigi. Jika plak tersebut tidak dihilangkan, kerusakan gigi dan penyakit periodontal sangat mungkin terjadi. Sebagai akibatnya, bau mulut atau halitosis tidak bisa dihindari lagi.
Ketika gula darah tinggi, tubuh akan lebih sulit untuk melawan infeksi. Ini artinya, penyakit periodontal yang terjadi pada penderita diabetes akan lebih sulit atau membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
2. Keton
Akibat penyakit diabetes, tubuh tidak mampu menghasilkan insulin dalam jumlah cukup atau tidak bisa menggunakan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi. Alhasil, tubuh penderita diabetes akan menggunakan lemak untuk diubah menjadi energi. Proses ini akan menghasilkan sebuah zat asam yang disebut dengan keton.
Tingkat keton yang tinggi kemudian terbentuk sebagai produk limbah, yang kadang-kadang menyebabkan bau tidak sedap pada napas penderita diabetes. Jika kadar keton meningkat, napas penderita diabetes juga akan memiliki bau yang manis. Hal ini bisa menjadi sebuah tanda yang khas bahwa pasien sedang mengalami diabetic ketoacidosis(DKA).
Selain bau napas manis, gejala lain yang sering muncul pada diabetic ketoacidosis adalah buang air kecil lebih seiring, kadar gula darah yang tinggi, kesulitan bernapas, bahkan penurunan kesadaran.