Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

People Power

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 12 Mei 2022 – 17:18 WIB
People Power - JPNN.COM
Ilustrasi demonstrasi buruh. Foto: Ricardo/JPNN.com

Alih-alih takut, rakyat malah menjadi sangat berani dan berduyun-duyun dalam jumlah ratusan ribu turun ke EDSA untuk memprotes Marcos.

Rakyat Iran yang mayoritas bermazhab Syiah mendapatkan kekuatan semangat perlawanan oleh kepemimpinan Khomeini yang sekaligus menjadi pemimpin gerakan politik. 

Rakyat Filipina yang mayoritas Katolik mendapatkan kekuatan spiritual dari Kardinal Sin, pemimpin Katolik tertinggi Filipina. Restu dan dukungan Kardinal Sin terhadap gerakan rakyat Filipina menjadi kunci utama kejatuhan Marcos.

Kunci lainnya adalah kekuatan militer Filipina yang dipimpin oleh Jenderal Fidel Ramos, yang ketika itu juga mendukung gerakan rakyat setelah melihat gelombang yang tidak terbendung lagi. Dua kunci kekuatan ini, agama dan militer, menjadi kunci utama kejatuhan Marcos.

Revolusi Iran jauh lebih berdarah dan keras dibanding Filipina. Ratusan orang meninggal akibat kekejaman polisi rahasia Savak.

Tidak diketahui jumlah korban yang sesungguhnya karena Savak melakukan penculikan dan pembunuhan diam-diam. 

Revolusi Iran dicatat sebagai salah satu revolusi terbesar dalam sejarah dunia dan bahkan disejajarkan dengan Revolusi Prancis pada 1789 dan Revolusi Bolsevik di Rusia pada 1917.

Gerakan rakyat di Indonesia berada di tengah-tengah antara Iran dan Filipina. Karena itu pula gerakan rakyat di Indonesia disebut sebagai reformasi, bukan revolusi. 

Akankah muncul kembali bibit gerakan people power jilid kedua? Kita tunggu saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close