Perang Bukan
Oleh: Dahlan IskanEra Rambo dengan karabennya sudah tidak dipakai Amerika. Amerika memilih ''tembak jitu'': pakai drone yang dikendalikan dari jauh.
Sniper masa kini tidak perlu sembunyi-sembunyi naik ke bangunan tinggi, sembunyi di situ berjam-jam, sambil mengintai sasaran di bawah sana.
Perang gaya baru ini ''sukses'' dilakukan Amerika di Baghdad. Yakni ketika Amerika membunuh jenderal penting Iran yang lagi berkunjung ke Irak. Ketika sang jenderal berada di konvoi di jalan raya di pinggir kota Baghdad tembakan dari udara meledakkan mobil yang diincar.
Demikian juga ketika Israel mengincar tokoh Hamas Palestina. Sang tokoh lagi di Beirut, Lebanon.
Begitu diketahui sang incaran berada di sebuah bangunan dua lantai, tembakan dari udara meledakkan bangunan itu. Yang diincar tewas.
Pun ketika awal bulan ini Israel ingin membunuh jenderal Iran yang lagi di Syria. Senjata dari udara menghancurkan bagian bangunan kedutaan Iran.
Senjata itu tahu sang jenderal lagi di bagian mana di gedung kedutaan tersebut. Yang rusak hanya bagian yang diincar.
Ketika Biden minta Israel tidak membalas dengan cara menyerang Iran, bukan berarti Amerika tidak lagi membantu Israel. Amerika lebih menginginkan perang yang lebih dingin: bunuh komandannya, jangan bunuh prajuritnya. Apalagi warga sipilnya.