Perang Pasar Low MPV, Penjualan Avanza Masih Stabil
Semua fakta ini terkonfirmasi dari data pasar yang dilansir oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Data Gaikindo menunjukkan sejak 2010 hingga 2017, Avanza tetap yang teratas dalam penjualan otomotif jenis low MPV.
Setiap bulan kendaraan produksi usaha patungan Jepang-Indonesia tercatat mampu menjual rata-rata setiap bulannya mencapai 10.000-an unit. Baru disusul Xenia 3.000-an unit, Suzuki Ertiga 2.800-an unit, Nissan Livina, dan Honda.
Pertumbuhan yang terus terjaga dan berada di posisi teratas dalam segmen maupun pangsa pasar membuat para pesaing frustasi. Asumsi itu tergambar dari upaya mereka berkali-kali mencoba menekuk Avanza maupun Xenia di pasar dengan berbagai cara, mulai dari diskon, layanan servis, serta perubahan wajah.
Banyak hal yang membuat Avanza atau Xenia mampu bertahan cukup lama di pasar hingga kini. Pertama, kendaraan ini mampu menepis pameo sebagai kendaraan barang pasca hilangnya kendaraan tak bermoncong dan bermesin di bawah bangku sopir (penumpang di dalam kabin menjadi panas).
Kehadiran mobil ini dinilai lebih murah, lebih terkesan kendaraan penumpang, yang memiliki kapasitas tujuh tempat duduk. Daya angkut dengan kaapsitas family ini membuat respon pasar langsung kuat sejak hadir di sekitar 2004.
Kedua, kendaraan ini lebih mudah untuk dipelihara, dan lebih murah biaya pemeliharaannya karena dukungan bengkel resmi yang banyak dan lebih friendly mekanik, sehingga bisa dilakukan dimana saja jika dalam kondisi darurat di manapun kendaraan ini bermasalah.
Menurut Wakil Presiden PT TAM, Henry Tanoto kehadiran model baru dari merek lain di segmen Low MPV harus dilihat dari sisi positifnya.