Perangi Pencemaran, Ajinomoto Terapkan Aktivitas Bisnis Ramah Lingkungan
Lalu, pengurangan material plastik pada Brand Masako® dan inovasi produk MSG AJI-NO-MOTO® kemasan kertas, membangun fasilitas pengelolaan sampah (waste station) bersama Rekosistem.
Upaya lainnya ialah penggunaan renewable energi, seperti panel surya, dan rencana penggunaan biomass sebagai sumber energi yang perlahan menggantikan batu bara.
"Atas semua upaya tersebut, kami mendapatkan apresiasi dari Kemenperin RI dengan mendapatkan penghargaan Industri Hijau Kategori Level 5 (tertinggi),” ungkap Yudho.
Kepala Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur, Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Ir. Hens Saputra, M.Eng., IPU, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan dari segi teknologi proses, Ajinomoto sudah banyak perkembangannya.
Terbukti 7 pilar, yakni bahan baku air, produk, emisi gas rumah kaca, proses produksi, pengelolaan limbah, energi dalam pengembangan industri hijau konsisten dijalankan.
"Ada efisiensi penggunaan air, bahkan untuk hal ini besar sekali. Kemudian, energi juga ada, inovasi produk yang lebih mudah degredable, 30% itu sudah termasuk luar biasa, namun pastinya ini perlu ditingkatkan,” katanya.
Ditambahkannya perlu adanya kolaborasi antara sektor industri dengan lembaga penelitian dan pengembangan, seperti BRIN.
BRIN menyediakan akses terbuka kepada tenaga ahli, memiliki fasilitas laboratorium serta perlengkapan penunjang lainnya.